Jumat, 09 September 2011

Suku Jawa

Suku Jawa

Suku Jawa (Jawa ngoko: wong Jowo, krama: tiyang Jawi) merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Setidaknya 41,7% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. Selain di ketiga propinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung, Banten, Jakarta, dan Sumatera Utara. Di Jawa Barat mereka banyak ditemukan di Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Suku Jawa juga memiliki sub-suku, seperti Osing dan Tengger.

Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari. Dalam sebuah survei yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.
Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat.

Kepercayaan

Orang Jawa sebagian besar secara nominal menganut agama Islam. Tetapi ada juga yang menganut agama Protestan dan Katolik. Mereka juga terdapat di daerah pedesaan. Penganut agama Buddha dan Hindu juga ditemukan pula di antara masyarakat Jawa. Ada pula agama kepercayaan suku Jawa yang disebut sebagai agama Kejawen. Kepercayaan ini terutama berdasarkan kepercayaan animisme dengan pengaruh Hindu-Buddha yang kuat. Masyarakat Jawa terkenal akan sifat sinkretisme kepercayaannya. Semua budaya luar diserap dan ditafsirkan menurut nilai-nilai Jawa sehingga kepercayaan seseorang kadangkala menjadi kabur.

Strata sosial

Masyarakat Jawa juga terkenal akan pembagian golongan-golongan sosialnya. Pakar antropologi Amerika yang ternama, Clifford Geertz, pada tahun 1960-an membagi masyarakat Jawa menjadi tiga kelompok: kaum santri, abangan dan priyayi. Menurutnya kaum santri adalah penganut agama Islam yang taat, kaum abangan adalah penganut Islam secara nominal atau penganut Kejawen, sedangkan kaum Priyayi adalah kaum bangsawan. Tetapi dewasa ini pendapat Geertz banyak ditentang karena ia mencampur golongan sosial dengan golongan kepercayaan. Kategorisasi sosial ini juga sulit diterapkan dalam menggolongkan orang-orang luar, misalkan orang Indonesia lainnya dan suku bangsa non-pribumi seperti orang keturunan Arab, Tionghoa, dan India.


Tokoh-tokoh Jawa

  • Abdurrahman Wahid, Mantan Presiden Republik Indonesia.
  • Ahmad Dahlan, Ulama (Kyai) dan pendiri organisasi Muhammadiyah.
  • Boediono, Wakil Presiden Republik Indonesia.
  • Hasyim Asyari, Pendiri Nahdatul Ulama.
  • HM. Soeharto, Mantan Presiden Republik Indonesia.
  • Julius Darmaatmadja, Uskup Agung Jakarta dan Mantan Ketua KWI (Konferensi Waligereja Indonesia) 2000-2006.
  • Khofifah Indar Parawansa, Politikus dan Mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan.
  • Megawati Soekarno Poetri, Mantan presiden republik indonesia dan sekaligus presiden wanita pertama di Indonesia
  • Michelle Branch, Penyanyi internasional berdarah keturunan Jawa.
  • Nurcholish Madjid, Cendekiawan dan budayawan.
  • Paul Salam Soemohardjo, Ketua Parlemen Suriname dan Ketua Partai Pertjaja Luhur di Suriname.
  • Purnomo Yusgiantoro, Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral.
  • RA. Kartini, Pahlawan Nasional.
  • Saifullah Yusuf, Mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Sekarang menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur.
  • Soekarno, Proklamator dan mantan Presiden Republik Indonesia.
  • Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia.
  • Wage Rudolf Supratman, Pencipta lagu "Indonesia Raya".
  • Wahid Hasjim, Pahlawan nasional Indonesia dan menteri negara dalam kabinet pertama Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar