Selasa, 13 September 2011

Budidaya Terung








Prospek budidaya tanaman terong makin baik untuk dikelola secara intensif dan komersial dalam skala agribisnis, namun hasil rata-ratanya masih rendah. Hal ini disebabkan bentuk kultur budidaya yang masih sampingan, belum memadainya informasi teknik budidaya di tingkat petani.

SYARAT TUMBUH
- Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
- Suhu udara 22 - 30o C
- Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
- Sinar matahari harus cukup
- Cocok ditanam musim kemarau



Pembibitan
 
- Pilih buah terung yang berasal dari potion induk yang sehat, dari varietas
unggul dan telah matang potion.
- Belah buah terpilih secara membujur, keluarkan bijinya lalu kering anginkan
selama beberapa waktu sampai kadar air + 12 %.
- Masukan benih ke dalam botol berwarna, tutup lalu simpan di tempat kering
dan teduh.
- Bila akan menyemai, rendam benih dalam air dingin atau hangat selama 10 -
15 menit sambil menyeleksi benih yang kurang baik.
- Bungkus benih dalam gulungan kain basah selama + 24 jam.
- Sebarkan benih dalam persemaian.
- Tempat pesemaian dibuat khusus, diberi naungan menghadap ke timur
setinggi 100-150 cm disebelah timur dan 80-100 cm di sebelah barat.
- Tanah pesemaian telah dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 2 kg/m2
jarak antara barisan 10 - 15 cm.
- Tutup benih dengan tanah tipis lalu tutup bedengan dengan karung goni
basah, dan buka apabila benih telah berkecambah.
- Pada umur 10 - 15 hari pindahkan bibit kedalam bumbung daun pisang.
- Setelah bibit berumur 1 - 1 1/2 bulan atau berdaun empat helai pindahkan ke
kebun.
 
Penanaman
 
- Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 60 cm.
- Beri pupuk dasar pada lubang tanam dengan dosis campuran 300 kg ZA +
220 - 250 kg TSP. 200 kg KCL per ha. Setiap lubang tanam diberi 10 gram
campuran pupuk tersebut.
- Pilih bibit yang subur dan normal lalu tanam bibit, tekan sedikit tanah
disekeliling batang.
- Siram tanah secukupnya.


Pemeliharaan
1. Pengairan.
Siramlah tanah sesuai kebutuhan dan keadaan. Jika perlu siramlah setiap hari
terutama pada fase pertumbuhan awal. Sebaiknya gunakan alat penyiram atau
gembor.
2. Penyulaman
Sulamlah tanah yang mati maksimal 15 hari setelah tanam.
3. Pemasangan ajir.
- Pasanglah ajir seawal mungkin agar tidak menganggu perakaran.
- Tancapkan ajir setinggi 80-100 cm secara individu dekat batang tanaman.
4. Penyiangan dan penggemburan
- Siangi tanaman bersamaan dengan pemupukan susulan atau keadaan
gulma.
- Gemburkan tanah dengan hati-hati apabila tanah memadat.
5. Pemangkasan (perempelan)
- Patahkan tunas liar dengan tangan atau gunting atau pisau tajam.
- Selain tunas liar, perempelan juga dilakukan terhadap bunga pertama.
6. Pemulsaan
- Mulsa berfungsi untuk menekan pertumbuhan gulma, menjaga kestabilan
suhu udara dan kelembaban tanah, mencegah atau menekan resiko
serangan penyakit busuk buah.
- Seawal mungkin setelah tanam, tutuplah permukaan tanah dengan jerami
padi setebal 3 - 5 cm 


PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT

H A M A
1. Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, pencegahan dengan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali.

2. Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda
Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, pencegahan semprot PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR setiap 1-2 minggu sekali.

3.Tungau ( Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau.
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun.

4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari
Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810.

5.Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
Bersifat polifag.
Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan Natural VITURA.

6.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali

PENYAKIT
1. Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum
Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak

2. Busuk Buah
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.

3. Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.

4. Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam

5.Busuk Leher akar
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat

6.Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp.
Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati



Pengendalian Hama dan Penyakit

- Prinsip pokok hama dan penyakit meliputi pengelolaan ekosistem
pertanian dengan cara bercocok tanam yaitu meliputi : pemakaian bibit
sehat dan varetas resisten, sanitasi kebun, pemupukan
- berimbang dan tumpangsari.
- Penerapan pengendalian non kimiawi seperti secara fisik mekanik,
genetis dan lain-lainnya.
- Penggunaan pestisida secara selektif berdasarkan hasil pemantauan dan
analisis ekosistem.

PEMANENAN
- Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas
- Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.
- Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.
- Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam.
- Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar